Selasa, 28 Juni 2011

Biocompact 2011: Olimpiade Biologi dan Lomba Daur Ulang Limbah

Senin, 18 April 2011

left behind

The End of the Flood Disaster at SSU

Haha. Jadi meskipun sejak tahum 1980 SSU sering banjir... Rektor Baru Unesa akan membangun Busem di depan Masjid Baitul Makmur... Yaaay. Goodbyes flood. Semoga =)

i'm half moving, guys!

i'm no longer write my everyday stuff here. i move to my new blog.
but dont worry... the student exec.union things and some of biology features will be posted on this blog.

thank you, lovely readers <3

Senin, 24 Januari 2011

HOW DOES SOAP WORK AS EMULSFYING AGENT?

Asam lemak yang umum dijumpai bersifat tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi menjadi misel. Di dalam NaOH atau KOH encer yang mengubah asam lemak menjadi sabun. Sabun mandi terutama adalah suatu campuran garam potasium asam lemak.
Sabun
Sabun adalah suatu campuran garam potasium atau sodium dengan asam lemak yang diperoleh dengan mereaksikan keduanya pada suhu 80°–100 °C dalam proses yang disebut saponifikasi.
Sabun K+ atau Na+ bersifat amfipatik, dengan gugus karboksilnya yang bermuatan negatif, diimbangi oleh K+ atau Na+ yang bermuatan positif.
Gugus karboksil  yang menyusun bagian kepalanya bersifat polar, sedangkan bagian rantai hidrokarbonnya merupakan ujung nonpolar.

Mekanisme Kerja Sabun dalam Mengemulsikan Lemak
Sabun K+ atau Na+ mempunyai sifat mengemulsi[1]kan senyawa berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dengan mekanisme terperinci sebagai berikut:
1.      Ekor sabun yang hidrofobik (nonpolar) memanjang ke dalam tetes lemak, sedangkan kepala molekul sabun yang hidrofilik (polar) menghadap ke air
2.      Sabun memberikan mantel hidrofil mengelilingi tetes lemak
3.      Sabun membentuk dispersi atau emulsi yang halus dan stabil
4.      Lemak terdispersi menjadi tetesan dengan adanya sabun.
Akan tetapi, sebagai catatan, tidak semua sabun dapat mengemulsikan lemak. Sabun Ca2+ dan Mg2+ dari asam lemak bersifat tidak larut dalam air, sehingga tidak dapat mengemulsikan senyawa berminyak. Jenis sabun ini mengendap sebagai gumpalan putih yang tidak larut. Sebagai contoh, sabun mandi yang digunakan dalam air dengan tingkat kesadahan tinggi[2] akan mengandung Ca2+ dan Mg2+ sehingga tidak dapat mengemulsifikasikan lemak sebagaimana seharusnya.


[1] Emulsi: Emulsi adalah suatu sistem disperse yang tidak stabil dari dua atau lebih cairan yang tidak larut atau berbeda tegangan permukaan satu sama lain. Secara umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal). Komponen emulsi: a) fase dalam (internal), b) fase luar (eksternal), dan c) emulsifiying agent (emulgator).

[2] Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat

Minggu, 23 Januari 2011

Perfectionism


Recent research has shown that there are three degrees of adaptiveness for perfectionism: adaptive, maladaptive and non-perfectionism. Adaptive perfectionists strive be perfect but are open to the possibility of error and failure; they know and accept the fact that they’re not always going to be perfect.Maladaptive ones are obsessed with perfection; in their eyes, error and failure are entirely unacceptable. Non-perfectionists don’t set high standards for themselves nor do they expect perfection from others. Clearly, there can be a “good” side to perfectionism, it has the ability to encourage us to be the best we can be. It’s only when it becomes an obsession, as in the case of the maladaptive perfectionists, that the problems start.

However, the key word here is “obsession”. It is important to remember that striving for excellence is a healthy approach to challenges. In moderation, it can lead to a fulfilling professional and personal life. It is when we expect constant perfection and leave no room for human error that we risk scarring ourselves as well as other people emotionally.

Kamis, 20 Januari 2011

the new era of Surabaya State University

Seiring dengan pergantian kekuasaan di SSU tercinta, yaitu dengan terpilihnya Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd sebagai rektor, saya melihat berbagai perubahan dramatis di kampus. Dari segi fisik, pembangunan dan perbaikan jalan di sekitar gedung Rektorat. Gerbang SSU yang awalnya bersebelahan di dekat TELKOM (yang konyolnya, beberapa mahasiswa baru menginterpretasinya sebagai gerbang SSU) sekarang pindah lokasi ke sebelah Fakultas Teknik. Sehingga, yeah, saya baru mengerti kenapa semua gedung di sana berkode alfabet awal, alias Gedung A. Ternyata memang entrance awal SSU disana... sangat dekat dengan Fakultas MIPA saya yang tercinta.

Dan, kerennya lagi, sang rektor baru (bersama tim yang terdiri dari mahasiswa dan dosen SSU) menggubah logo SSU. Saya jadi tergugah untuk mempublikasikannya, mengingat tidak semua mahasiswa concern dengan reformasi semacam ini...atau bahkan, yang paling penting, bagi para geek dan bookworm, yang mungkin bahkan tidak tahu ada perubahan logo. Padahal logo ini akan dipakai di sampul paper, skripsi, proposal, PKM, sertifikat kegiatan, dan yang paling penting....administrasi dan kepentingan sekretarial pada birokrasi yang sangat krusial di BEM.

Alrite, no more dozing off, ini dia. Check it out ya...